Home | Posts RSS | Comments RSS | Login

masalah yang dihadapi perusahaan

Senin, 11 Oktober 2010

Masalah Change Management Untuk menyehatkan BUMN, sudah banyak konsultan kelas dunia yang diminta bantuannya; sebut saja AT Kearney, Booz Allen Hamilton, Japan Indonesian Forum, dan masih banyak lagi. Semuanya berbicara mengenai jargon- jargon management yang mutahir, seperti restrukturisasi, revitalisasi, reengineering, reborn, reviving dan seterusnya......semuanya bertujuan untuk menyehatkan perusahaan. Tetapi apa hasilnya? Untuk menjawab pertanyaan ini, bandingkan saja dengan apa yang dicapai oleh Motorola misalnya. Berkat upaya resturkturisasi yang sama dengan yang dilakukan BUMN pada umumnya, namun berbeda dalam hal komitmen, Motorola dapat mencapai kualitas Six Sigma (atau prefection rate sebesar 99,99997%), setelah belajar dari peningkatan produktivitas Hitachi yang ambisius sebesar 200% dalam satu tahun.

Jadi mengapa restrukturisasi tidak banyak membuahkan hasil di BUMN
kita?

Menurut pendapat saya penghalang utamanya terletak pada tahap implementasi dari segudang upaya penyehatan yang disebut di atas tadi. Dalam hal ini program mengubah dan komitmen para pelaku bisnis itulah yang paling perlu dilakukan secara terus-menerus, konsisten dan dikomunikasikan dengan baik; salah satu program yang disarankan antara lain adalah program yang dinamakan Change Acceleration Process (CAP). Kunci keberhasilan program ini adalah, pada setiap organisasi yang sedang menjalani proses restrukturisasi harus ada beberap champions, yaitu tokoh-tokoh pembaharu yang dijadikan panutan, termasuk Direktur Utama yang terus-menerus melakukan komunikasi dengan seluruh karyawan.

Sebagai penutup, penulis ingin meneruskan pesan dari Jack Welch,
mantan CEO General Electric, pemimpin perusahaan sektor industri manufaktur yang termasyur itu. Dalam suatu diskusi di GE Training Center di Crottonville, beliau mengatakan bahwa masalah utama yang dihadapinya dalam memimpin GE adalah: komunikasi...... Memang, komunikasi adalah masalah kita semua, baik perusahan industri non-manufaktur apalagi perusahaan industri manufaktur.